Selasa, 14 Juli 2015

Insomnia atau apa?

Oke saya mulai menulis lagi. Sebenarnya dari 20 menit yang lalu saya sudah menulis sekitar 3 paragraf. Saya switch aplikasi karena mau mencontek ke mbah gugel dan saat balik kesini, yang udah saya tulis hilang semua, damn *gigit hape*
Tik tok tik tok... Jam hape saya udah nunjukin pukul 1.53 (kalo tadi 1.36) dan saya sudah ada di tempat tidur sejak pukul
11 tadi. Kalo dihitung-hitung udah sekitar seminggu belakangan pola tidur saya jadi begini. Dan tiap hari jam meleknya selalu makin besar. Kalau minggu lalu pukul 1an saya udah mulai ngantuk, kemarin subuh jam 3 ni mata ga ngerasa apa-apa dong, segerrr melek.
Kalo jaman bang haji Roma kondisi ini disebut begadang, di jaman digital Coboy Junior sekarang disebutnya insomnia. Apalagi insomnia sempet ngehist sampe ada acara yang namanya MTV Insomnia, yang setelah saya perhatiin sebagian besar penelepon acara tersebut bilangnya "MTV Insomania" whattt??!!
Padahal begadang sama insomnia beda arti juga kali. Kalo belum tidur trus update status trus ada yang nanya, "Belum tidur, begadang ya?" kesannya saya jadi kaya hansip gitu lagi begadang siskamling *jayus tau*
Kembali ke insomnia, yang udah saya search di google dan ketemu artikel macam-macam dan menyebabkan beberapa paragraf saya tadi hilang *susah move on masih dibahas aja* , saya akan mengkorelasikan beberapa penyebab insomnia dengan kondisi yang saya alami, tepat atau tidak.
1. Stres
Teori: Insomnia umumnya terjadi ketika seseorang mengalami stres. Stres bahkan bisa memicu insomnia kronis sehingga kembali ke pola tidur yang sehat mungkin akan menjadi sulit. Sebagan orang dengan kondisi ini merasa cemas apakah mereka akan bisa tertidur. Hal ini pada gilirannya memperparah insomnia karena orang tersebut dilanda kecemasan perihal bisa tidaknya mereka tertidur.
Kenyataan: Bisa jadi, dimana sih ada kehidupan orang dewasa yang lepas dari yang namanya stres, mulai dari stres ringan sampe depresi. Yang saya sadari adalah ketika saya paksa menutup mata, kepala saya malah dipenuhi pikiran-pikiran berat, jadi mendingan saya bangun dan browsing.
2. Masalah kesehatan
Teori: Masalah kesehatan sering mengganggu pola tidur. Orang dengan arthritis misalnya, berpotensi mengalami insomnia karena nyeri yang dirasakan membuat mereka tidak bisa tertidur. Masalah jantung atau masalah pernapasan juga membuat penderitanya tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa menyebabkan kegelisahan dan kesulitan tidur. Wanita pada masa menopause juga mungkin mengalami insomnia.
Kenyataan: amit amit *ketok-ketok jidat* semoga penyakit diatas ga ada di saya. Saya juga masih produktif, jauh dari menopause. Paling banter semalam saya susah tidur guling-guling rusuh karena sakit perut masuk angin. Jam stengah 4 pup dan akhirnya bisa tidur.
3. Obat dan alkohol
Teori: Obat-obatan dan alkohol berpotensi memicu insomnia. Penyalahgunaan obat juga bisa menyebabkan gangguan tidur. Namun, tidak hanya obat-obatan terlarang yang menyebabkan masalah tidur, obat yang diresepkan, seperti beta-blocker juga dapat menyebabkan tidur terganggu.
Kenyataan: saya bukan peminum alkohol dan saya sedang tidak mengkonsumsi obat apapun jadi opsi ini Big No!
4. Gangguan lain
Teori: Saya ga usah copas dari artikelnya karena gangguan lain disini kompleks sekali. Bisa suasana kamar yang tidak nyaman, suara orang disekitar seperti dengkur, perut lapar dan banyak lagi.
Kenyataan: saya akan coba menganalisa sendiri gangguan lainnya. Karena suasana kamar saya ga pernah berubah jadi menurut saya bukan. Suara orang disekitar, hiks saya ngekos tidur sebatang kara, jadi bukan juga.
Perut lapar, bisa jadi. Semenjak diet niat, saya ga pernah lagi nyetok cemilan. Dulu sebelum tidur saya makan coklat dulu, atau cemilan lain, sekarang haram *njiss gayanya*
Teman saya ada juga yang udah lama seperti ini, ditambah lagi paginya dia harus ngantor. Tidur paling cepet jam 2 subuh. (selagi nulis ini, liat jam pukul 2.25 dan terdengar suara kokok ayam. Jam segini wajar ga sih? Langsung kebayang cerita ini, saya masuk selimut). Katanya dia susah tidur karena faktor gadget. Nah kemarin itu hape saya kebeneran off, karena casannya ketinggalan di kosan pacar, tetep aja insomnia. Jadi opsi ini masih fifty-fifty di saya.
Dari 4 faktor yang saya baca dari sebuah artikel, sepertinya faktor stres yang paling berpengaruh, karena pikiran merupakan pusat hidup seorang manusia. Alam bawah sadar masih bekerja keras diluar kemauan kita.
Kalo gitu besok saya mau coba berkegiatan secape-capenya, apakah ngaruh malam bisa tidur normal? We'll see...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar